Rabu, 15 Jun 2011

sejauh mana rasa cinta kita benar-benar menghunjam dihati terhadap beliau SAW?

Mencintai Nabi Muhammad SAW
Jika kita menyukai dan mencintai sesuatu, pasti kita akan sering menyebut sesuatu itu. Bahkan kita akan berusaha untuk menjaga keadaan dari sesuatu yang kita cintai itu dengan baik. Apapun akan kita persembahkan demi sesuatu tersebut. Ketika kita menjadikan perabotan rumah tangga sebagai salah satu hal yang ...kita suka dan cintai, kita pasti akan senantiasa merawatnya,
acapkali membersihkannya, menatanya dengan rapi serta senantiasa
menjadikannya sebagai salah satu perhatian utama. Sesuatu pembicaraan dan tulisan yang bernuansa seputar masalah perabotan akan menjadi sangat menarik dan jadi perhatian utama kita. Benar bukan?
Lain lagi jika kita tergolong seorang yang menyukai dan mencintai kebersihan. Ke sudut manapun pandangan mata kita tujukan, pasti hal pertama yang menjadi perhatian kita adalah soal kebersihannya. Jika di suatu sudut yang kita pandang kita jumpai dalam keadaan kotor, pikiran kita pasti menjadi terganggu dan berkeinginan untuk segera membuat keadaan yang terlihat kembali bersih. lain lagi jika kita sudah kelewat mengagumi seseorang dan menjadikannya idola. Kita pasti akan sering menyebut namanya, baik didepan orang banyak dengan cara menceritakan segala kelebihannya hingga bahkan sampai bermimpi tentangnya disaat tidur.
Namun sadarkah kita, kaum muslimin khususnya, bahwa ada sosok seseorang yang sudah hampir kita lupakan. Sebaik-baik makhluk yang Allah SWT hadirkan ke dunia. Sosok yang sesungguhnya wajib menjadi idola dan teladan. Sosok yang selayaknya senantiasa dirindukan dalam setiap tarikan nafas, dalam setiap gerak gerik dan tindak tanduk keseharian. Sosok yang diimpi-impikan untuk dapat diteladani akhlaknya. Sosok yang terlahir dengan membawa kesempurnaan dan untuk menyempurnakan akhlak. Tiada yang ia bawa kecuali peringatan-peringatan untuk menetapi jalan kebaikan dan kebenaran menuju sebuah cinta yang hakiki, yakni cinta kepada Allah SWT dan meng-esakan- Nya.
Saudaraku, dialah Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi, Sang pembawa risalah kebenaran ilahi. Saat ini, sudah sejauh mana rasa cinta kita benar-benar menghunjam dihati terhadap beliau SAW?
Ucapan apa yang keluar dari bibir kita saat nama beliau SAW disebut oleh seseorang? Kemuliaan seperti apakah yang kita inginkan? Kemuliaan di mata manusia ataukah kemuliaan di sisi Allah SWT? Sungguh, sebaik-baik ucapan yang keluar dari bibir kita tatkala nama Rasulullah Muhammad SAW disebut adalah berupa ucapan sholawat dan salam yang kita sampaikan
kepadanya. 
Dan tidaklah orang yang disebut pelit itu hanya orang yang tidak mau memberikan kelebihan hartanya, namun kata Rasulullah SAW dalam haditsnya, bahwa
“ Orang yang bakhil (pelit) itu adalah orang yang apabila disebut namaku (Muhammad SAW), namun ia tidak mau bersholawat kepadaku ”.
Sungguh, akan kemana wajah ini akan kita hadapkan. Malu rasanya saat ini kita jauh dari apa yang dirasakan para sahabat terhadap Rasulullah SAW.
Para sahabat begitu haru biru ketika berada bersama Rasulullah SAW. Ada yang menangis saat disebut nama beliau SAW, ingin senantiasa bersama dan selalu menyertai beliau SAW, bahkan ada salah seorang dari sahabat Rasulullah SAW yang merasa khawatir tidak dapat bertemu
beliau SAW – meskipun ia telah dijamin surga – saat mengingat kematian yang akan mendatanginya dan kematian Rasulullah SAW. 
Sesungguhnya mencintai nabi Muhammad SAW adalah wajib, melebihi kecintaan kita terhadap diri kita sendiri, orang tua, anak, keluarga, harta benda, bahkan seluruh manusia. Dan salah satu tanda seseorang yang mencintai Rasulullah SAW adalah berharap yang sangat akan pertemuan dengan beliau SAW serta menyertainya. Dan kehilangan keduanya adalah adalah lebih berat baginya dari kehilangan apapun di dunia ini.

Ya Allah Ya Rabbiy, Kurniakanlah kami kalbu pecinta Cinta akan Rasul- Mu terkasih Dengan sebenar- benarnya cinta sejati Yang bukan hanya pengakuan namun berupa pembuktian Yang menjadikan pertemuan dengannya sebagai sebuah kerinduan… ***

Isnin, 13 Jun 2011

“ Apabila niat kuat maka jalan akan terang “

Begitulah kata nasehat yang menginspirasi dan menyemangati saya dan jamaah sehingga memberanikan diri melamar tanah ukuran 3885 Meter yang niatnya dibeli sebagai WAKAF untuk sarana Pendidikan Agama Islam , untuk mengembangkan dakwah, lebih banyak menebar manfaat dari majlis yang sudah ada sejak akhir tahun 2008M ini.
                Hal yang kami sangat harafkan dari saudara /i kaum muslimin sekalian adalah dukungan dan partisipasinya, Sudah menjadi keyakinan kita, Tiada daya dan upaya kecuali Allah swt, kita hanya dituntut berusaha, berikhtiar maksimal sesuai kuasa yang diberikan Allah Swt untuk menolong Agama ini, sebatas kemampuan yang dimiliki, selebihnya  yang menyempurnakan niat dan cita cita itu sehingga berhasil adalah Sang Khaliq, Yakni Allah Swt jua.Tak ubahnya seperti petani yang sedang berladang, batas usahanya hanya menggarap lahan, menanam bibit dan merawatnya, disini batas maksimal usaha seorang petani, ia tak bisa menumbuhkan, ia tak kuasa membesarkan apalagi membuahi tanamannya,  Selanjutnya Allah Swt-lah yang menyempurnakan, menumbuhkan, membesarkan serta memunculkan buahnya. Begitu halnya dengan semua rencana yang saya ajak kerjasamanya pada seluruh kaum muslimin yang membaca tulisan ini.
Karenanya kami selalu berdo'a, berusaha maksimal dan optimis full bahwa tanah ini Insyaallah akan dapat lunas pada saat jatuh temponya nanti, januari 2012.
Semoga banyak hamba-hamba-Nya  yang pemurah, yang diberi hidayah dan taufiq, terketuk hatinya sehingga dapat menyisihkan hartanya yang halal untuk mengambil bagian dalam pelunasan tanah wakaf ini, yang belum punya rezeki ikut menginfokannya pada keluarga, sahabat dan teman temannya, sehingga dengan demikian tersebarlah ajakan ini.

Dan yang TERPENTING ketika beramal adalah Keikhlasan, karena hanya dengan keikhlasan suata amal bisa diharafkan manfaatnya, jika kita pandai beramal maka harus pandai pula menjaga amal itu agar tidak terhapus pahala ganjarannya. Penjagaan itu dengan cara ikhlas jauh dari ria dan sum’ah serta berbagai penyakit hati lainnya.
Demikian ajakan dan himbauan saya pada kaum muslimin, semoga kita termasuk hamba hamba-Nya yang tidak tinggal diam dengan kebutuhan Agama Islam yang kita cintai ini.
Wassalam
Pengasuh Halaqoh Ta’lim Riyadhul Muhibbin

                         Sahlan  Al - Banjari